A.C. Milan

Jumat, 11 April 2014

MAKALAH "DISKUSI, DIALOG DAN PERCAKAPAN"

MAKALAH
DISKUSI, DIALOG DAN PERCAKAPAN

Description: politeknik manado.jpeg

OLEH KELOMPOK 2:
Gerry Darmawan
Raendy Ratu
Syulianti Tusang
Sulistiawati Samiun
Adrian Alow
Anggreini Rotu

POLITEKNIK NEGERI MANADO
JURUSAN ADMINISTRSI BISNIS/D-3
2013


KATA PENGANTAR

Sebagai umat yang beragama patutlah penulis mengucapkan Puji dan Syukur Kehadirat Tuhan  Yang Maha Esa karena atas Kehendak-Nyalah sehingga penyusunan Makalah Diskusi, Dialog dan Percakapan ini dapat terselesaikan.
Adapun tujuan dari penyusunan Makalah Diskusi, Dialog dan Percakapan ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas semester , menyelesaikan pembahasan pelajaran Bahasa Indonesia di Semester I.
Dalam penyusunan Makalah ini tidak lupa penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak yang telah membantu secara langsung, maupun tidak langsung. Pada kesempatan ini Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Margaretha sebagai dosen pengajar Bahasa Indonesia System dan teman – teman yang membantu dalam penyusunan Makalah Dialog dan Percakapan.
Penulis sangat menyadari bahwa, dalam penyusunan Makalah Diskusi, Dialog dan Percakapan ini banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sangat membangun.
Akhir kata penulis sangat mengharapkan kiranya Makalah Diskusi, Dialog dan Percakapan ini dapat berguna bagi pembaca dan penulis.


Manado, Januari 2012

          Penulis
ii
DAFTAR ISI
                                                                                                                                             Halaman
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………………                 i
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………..                ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………….               iii
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...              iv

BAB I                   PENDAHULUAN …………………………………………….                 1     

BAB II                  PEMBAHASAN ………………………………………….........                2
                              1 . Definisi diskusi……………………………………………...                 2
                              1.1 Manfaat Diskusi…………………………………………….                 2
                              1.2 Jenis-jenis Diskusi………………………………………….  .               3
                              2. Dialog dan Percakapan…………………………………..                4
                              2.1 Sikap Peserta Dialog.........................................................            5     
                              2.2 Percakapan………………………………………………              5
                              2.3 Jenis-jenis Percakapan…………………………………..              7


BAB III                PENUTUP………………………………………………………...             8
                              3. Kesimpulan………………………………………………..              8
                              3.1 Saran……………………………………………………...             8


iii
BAB I
PENDAHULUAN

         Diskusi, Dialog dan Percakapan adalah tiga hal yang tidak lepas dari kehidupan sehari-hari sebagai cara manusia untuk berkomunikasi satu sama lain. Tanpa diskusi, dialog dan percakapan maka manusia tidak dapat berkomunikasi satu sama lain. Dalam hal ini pengetahuan akan Diskusi, Dialog dan Percakapan yang benar dan sesuai sangatlah penting untuk dipelajari.
         Dalam menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dalam berkomunikasi maka pembelajaran Bahasa Indonesia ini sangatlah penting untuk Mahasiswa dalam berkomunikasi dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
        Pembelajaran Bahasa Indonesia menuntun Mahasiswa agar terampil berbahasa Indonesia dalam kehidupan Berbangsa dan Bernegara. Oleh karena itu sebagai Mahasiswa Politeknik Negeri Manado, maka kami membuat Makalah mengenai Diskusi, Dialog dan Percakapan.









1
BAB II
PEMBAHASAN

1. Definisi Diskusi
Kata diskusi berasal dari bahasa Latin “discutio” atau “discusum” yang artinya sama dengan bertukar pikiran. Dalam bahasa inggris dipergunakan kata “discussion” yang berarti perundingan atau pembicaraan.
Secara istilah, diskusi berarti perundingan untuk bertukar pikiran tentang suatu masalah, yaitu ingin memahami suatu masalah, menemukan sebab dan mencari jalan keluar atau pemecahannya.

1.1            Manfaat Diskusi
Adapun manfaat diskusi antara lain ditampilkan seperti dibawah ini:
a.     Dalam diskusi sering peserta dapat memecahkan atau mencarikan jalan keluar persoalan yang rumit, yang tidak dapat diatasi oleh orang perseorangan.
b.     Dalam diskusi sering peserta dapat menetapkan suatu kesepakatan untuk melakukan tindakan atau mengambil sikap tertentu.
c.     Peserta diskusi dapat menerima sesuatu yang tidak mungkin dapat diterima hanya dengan membaca atau mendengarkan ceramah saja. Peserta dapat belajar dari peserta lain juga.
d.     Dalam diskusi peserta dapat melihat dengan jelas gagasan mana atau rencana-rencana yang mana yang baik yang dimiliki oleh kelompok bersama.



2
e.     Dalam diskusi, peserta yang kurang pengalaman dapat belajar memngungkapkan pendapat secara langsung dan dapat belajar menanggapi gagasan orang lain secara langsung pula.
f.      Kedudukan ketua dan peserta diskusi hampir sejajar. Dengan cara seperti itu semua peserta dapat berlatih menjadi pemimpin dan bertanggun jawab
g.     Bila diskusi itu dilaksanakan sebaga salah satu metode belajar, tentubanyak mempunyai kunggulan dibandingkan dengan belajar sendiri.

1.2            Jenis-jenis Diskusi
Agar kita memperoleh gambaran yang memadai, maka inilah beberapa jenis diskusi:
1.     Diskusi Meja Bundar.
Jika jumlah peserta diskusi tidak terlalu banyak (5=15 orang, dan seorang ditunjuk sebagai ketua)
2.     Diskusi Berkelompok.
Bila peserta cukup banyak, atam masalah yang dibicarakan macam-macam maka diskusi ini dapat dilaksanakan.
3.     Diskusi Panel.
Diskusi Panel adalah suatu kelompok diskusi yang terdiri dari tiga sampai enam orang ahli yang ditunjuk untuk mengemukakan pandangannya dari berbagai segi mengenai suatu masalah.
4.     Seminar
Kata seminar berasal dari kata Latin “semin” yang berarti “bijih atau benih”. Jadi, seminar berarti “tempat benih-benih kebijaksanaan disemikan”.
5.     Konferensi.
Konferensi sebagaisuatu bentuk diskusi kadang-kadang mengacu kepada diskusi pengambilan tindakan, karena berusaha membuat suatu keputusan dan bertindak berdasarka keputusan tersebut.

3
6.     Workshop/Lokakarya.
Adalah pengkajian suatu masalah tertentu melalui suatu pertemuan dengan penyajian prasaran, tanggapan dan diskusi secara teknik mendalam dan bila perlu juga diikuti peragaan/demonstrasi mengenai salah satu yang dibahas.
7.     Symposium.
Pada dasarnya symposium merupakan variasi dari diskusi panel. Dalam symposium tiap orang ahli atau lebih diundang untuk menyampaikan pandangan-pandangan mereka yang berbeda-beda mengenai pokok pembicaraan tertentu.

2. Dialog dan Percakapan
          Dialog secara umum dapat diartikan kegiatan berbicara dua arah, artinya partisipan saling berbicara, menjawab, dan menanggapi satu sama lain.Dialog pada umumnya melibatkan dua orang atau lebih individu yang berinteraksi secara verbal dan tatap muka, tentang suatu masalah melalui cara tukar-menukar informasi atau Tanya jawab. Diharapkan dari dialog dapat dihasilkan suatu pengertian, kesepakatan atau keputusan bersama mengenai suatu masalah.
Dalam kegiatan semacam itu perlu dijalin pengeertian tentang:
a.     Sikap kooperatif di antara para anggota
b.     Semangat berinteraksi
c.     Kesadaran kelompok
Dialog pada dasarnya merupakan a give and take process yang memerlukan interaksi dan tenggang rasa dia antara para peserta.
Dialog dapat digunakan untuk berbagai tujuan, misalnya
a.     Menampung pendapat, pandangan dan saran
b.     Mencari pemecahan masalah

4
2.1            SIKAP PESERTA DIALOG

Prakondisi untuk dialog dan kesiapan kelompok adalah untuk menerima perubahan. Berikut merupakan sikap yang harus dimiliki oleh seluruh peserta dialog:
  • Memahami konsep mental model dan bersedia melihat mental model anda.
  • Bersedia mempraktekkan keterbukaan diri.
  • Terbuka untuk menerima pandangan orang lain.
  • Dapat menunda desakan hati untuk menilai orang lain.
  • Mengerti peraturan dialog
  • Memahami inti permasalahan dan berorientasi pada hasil.
  • Bersedia untuk belajar dan berpartisipasi untuk pengembangan diri.
  • Memahami apa yang terjadi bahwa untuk itu sejalan dengan misi.
·         Memahami dan setuju dengan tujuan.

2.2            Percakapan
Percakapan adalah bentuk dialog yang tidak terlalu formal. William R. gordin dan Edward W. Mammem (dalam Meinanda 1981 : 13) mengemukakan bahwa percakapan untuk sebagian adalah self expression, artinya pernyataan tentang pribadi seseorang. Percakapan bagi mereka adalah suatu kegiatan yang timbal balik, meliputi beri dan terima, aksi dan reaksi. Percakapan sebagai suatu komunikasi informal dan bersahabat dapat berlangsung secara santai mupun serius. Keduanya bergantung pada banyak hal, misalnya:
a.     Tujuan
b.     Partisipan
c.     Tempat
d.     Waktu
e.     Topik percakapan.

5
Aturan-aturan dalam percakapan atau koversasi menurut tarigan (1986 : 142) berkaitan dengan pertanyaan tentang:
a.     Bagaimana cara menarik perhatian?
b.     Bagaimana cara memulai atau memprakarsai pokok pembicaraan?
c.     Bagaimana cara meninterupsi, menyela, memotong, mengoreksi, memperbaiki kesalahan, dan memberi penjelasan, dan
d.     Bagaimana cara mengakhiri pembicaraan.
Dalam percakapan perlu di usahakan penyesuaian diri dengan mitra bicara. Secara sederhana berikut ini di kemukakan beberapa pedoman dalam percakapan:
a.     Mulai percakapan secara tepat
b.     Penyesuaian tema dengan mitra bicara
c.     Jikaterjadi perbedaan pendapat, mulailah dengan persetujuan yang diikuti dengan kata, tetapi…
d.     Harus dapat memancing ucapan persetujuan dengan bijaksana
e.     Menghindarkan percakapan yang berkembang menjadi rerasan, gossip, atau rumor.
Sementara itu, untuk mengakhiri suatu percakapan di perlukan suatu kiat tertentu, misalnya:
a.     Melirik jam
b.     Denganmimik sopan
c.     Dengan mengacungkan tangan secara sopan
d.     Dengan ucapan yang sopan, misalnya: “Maaf saya harus pergi sekaran, boleh kan?”
e.     Minta izin, misalnya: “Permisi, saya duluan pergi!”




6
2.3 JENIS-JENIS PERCAKAPAN

Ada dua macam bentuk percakapan atau diskusi yakni:

1. Terstruktur yaitu percakapan yang telah dipersiapkan menggunakan teks, penghapalan dan lain-lain.

2. Tidak terstruktur atau spontan: percakapan ini sering dilakukakn dalam kegiatan sehari-hari tanpa ada bantuan apapun, dan juga tidak mengikuti aturan apapun.

Jenis lainnya
:

1. Percakapan yang bersifat interaktif membutuhkan kontribusi percakapan yakni respon reaksi terhadap apa yang sebelumnya telah dikatakan.

2. Percakapan yang bersifat spontan merupakan percakapan yang biasa tanpa aturan tetapi dilakukan sampai batas tertentu, dan dalam beberapa cara, tak terduga. Namun, terdapat ruang lingkup spontanitas yang mengharuskan mengkuti aturan demi tujuan kebijaksanaan, misalnya talk show atau perdebatan.

3. Percakapan mengikuti aturan etiket karena percakapan adalah interaksi sosial, dan karena bergantung pada konvensi sosial. Maka percakapan pun harus mengikuti aturan-aturan yang diberlakukan seperti tidak saling sindir menyindir, konten percakapan yang bersifat SARA, adu domba dan lain-lain yang dapat mengganggu percakapan tersebut.

Percakapan merupakan bentuk ideal suatu komunikasi, tergantung pada maksud komunikator dan komunikan tersebut. Percakapan mungkin ideal ketika, misalnya, masing-masing pihak menginginkan pertukaran relatif sama informasinya, atau ketika salah satu pihak menginginkan untuk mempertanyakan lain. Di sisi lain, jika komunikasi itu terjalin baik maka tinjauan informasi dalam bentuk tulisan pun harus dilakukan agar mendapatkan percakapan yang berkualitas.




7
BAB III
PENUTUP

3. Kesimpulan
          Diskusi, dialog dan percakapan memiliki fungsi yang sama yaitu sebagai alat komunikasi yang sangat penting antar individu yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari namun kita juga harus memiliki pengetahuan penggunaannya pada situasi ataupun kondisi tertentu.
3.1 Saran
          Gunakanlah Bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam Diskusi, dialog dan percakapan pada situasi formal. Dan junjung serta banggakanlah Bahasa Indonesia sebagai bahasa yang mempersatukan bangsa.











8


DAFTAR PUSTAKA

1981 William R. gordin dan Edward W. Mammem, Meinanda
1986 Tarigan
2006 Sarjanaku.com, Berbahasa Indonesia
2009 Wordpress.com, Tata cara dialog
















iv 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar