MAKALAH
DISKUSI, DIALOG DAN
PERCAKAPAN
OLEH KELOMPOK 2:
Gerry Darmawan
Raendy Ratu
Syulianti Tusang
Sulistiawati Samiun
Adrian Alow
Anggreini Rotu
Raendy Ratu
Syulianti Tusang
Sulistiawati Samiun
Adrian Alow
Anggreini Rotu
POLITEKNIK
NEGERI MANADO
JURUSAN
ADMINISTRSI BISNIS/D-3
2013
KATA PENGANTAR
Sebagai
umat yang beragama patutlah penulis mengucapkan Puji dan Syukur Kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa karena atas
Kehendak-Nyalah sehingga penyusunan Makalah Diskusi,
Dialog
dan Percakapan ini dapat terselesaikan.
Adapun
tujuan dari penyusunan Makalah Diskusi, Dialog
dan Percakapan ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas semester ,
menyelesaikan pembahasan pelajaran Bahasa Indonesia di Semester I.
Dalam
penyusunan Makalah
ini tidak lupa penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak yang telah
membantu secara langsung, maupun tidak langsung. Pada kesempatan ini Penulis
ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Margaretha sebagai dosen pengajar
Bahasa Indonesia System dan teman – teman yang membantu dalam penyusunan
Makalah Dialog dan Percakapan.
Penulis
sangat menyadari bahwa, dalam penyusunan Makalah Diskusi, Dialog dan Percakapan ini banyak
terdapat kesalahan dan kekurangan. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran yang sangat membangun.
Akhir
kata penulis sangat mengharapkan kiranya Makalah Diskusi, Dialog dan Percakapan ini dapat berguna
bagi pembaca dan penulis.
Manado, Januari
2012
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN
JUDUL ……………………………………………………………… i
KATA
PENGANTAR …………………………………………………………….. ii
DAFTAR
ISI ………………………………………………………………………. iii
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………... iv
BAB
I PENDAHULUAN
……………………………………………. 1
BAB
II PEMBAHASAN
…………………………………………......... 2
1
. Definisi diskusi……………………………………………... 2
1.1
Manfaat Diskusi……………………………………………. 2
1.2
Jenis-jenis Diskusi…………………………………………. . 3
2.
Dialog dan Percakapan………………………………….. 4
2.1
Sikap Peserta
Dialog......................................................... 5
2.2
Percakapan……………………………………………… 5
2.3
Jenis-jenis Percakapan………………………………….. 7
BAB
III PENUTUP………………………………………………………... 8
3.
Kesimpulan……………………………………………….. 8
3.1
Saran……………………………………………………... 8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Diskusi,
Dialog
dan Percakapan adalah tiga
hal yang tidak lepas dari kehidupan sehari-hari sebagai cara manusia untuk
berkomunikasi satu sama lain. Tanpa diskusi,
dialog
dan percakapan maka manusia tidak dapat berkomunikasi
satu sama lain. Dalam hal ini pengetahuan akan Diskusi, Dialog dan
Percakapan yang benar dan sesuai sangatlah penting untuk dipelajari.
Dalam menghasilkan sumber daya manusia
yang berkualitas dalam berkomunikasi maka pembelajaran Bahasa Indonesia ini
sangatlah penting untuk Mahasiswa dalam berkomunikasi dengan menggunakan Bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
Pembelajaran Bahasa Indonesia menuntun
Mahasiswa agar terampil berbahasa Indonesia dalam kehidupan Berbangsa dan
Bernegara. Oleh karena itu sebagai Mahasiswa Politeknik Negeri Manado, maka
kami membuat Makalah mengenai Diskusi, Dialog
dan Percakapan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi Diskusi
Kata diskusi berasal dari bahasa Latin “discutio” atau
“discusum” yang artinya sama dengan bertukar pikiran. Dalam bahasa inggris
dipergunakan kata “discussion” yang berarti perundingan atau pembicaraan.
Secara istilah, diskusi berarti perundingan untuk
bertukar pikiran tentang suatu masalah, yaitu ingin memahami suatu masalah,
menemukan sebab dan mencari jalan keluar atau pemecahannya.
1.1
Manfaat Diskusi
Adapun manfaat diskusi antara
lain ditampilkan seperti dibawah ini:
a. Dalam diskusi sering peserta dapat memecahkan atau
mencarikan jalan keluar persoalan yang rumit, yang tidak dapat diatasi oleh
orang perseorangan.
b. Dalam diskusi sering peserta dapat menetapkan suatu
kesepakatan untuk melakukan tindakan atau mengambil sikap tertentu.
c. Peserta diskusi dapat menerima sesuatu yang tidak
mungkin dapat diterima hanya dengan membaca atau mendengarkan ceramah saja.
Peserta dapat belajar dari peserta lain juga.
d. Dalam diskusi peserta dapat melihat dengan jelas
gagasan mana atau rencana-rencana yang mana yang baik yang dimiliki oleh
kelompok bersama.
2
e. Dalam diskusi, peserta yang kurang pengalaman dapat
belajar memngungkapkan pendapat secara langsung dan dapat belajar menanggapi
gagasan orang lain secara langsung pula.
f. Kedudukan ketua dan peserta diskusi hampir sejajar.
Dengan cara seperti itu semua peserta dapat berlatih menjadi pemimpin dan
bertanggun jawab
g. Bila diskusi itu dilaksanakan sebaga salah satu metode
belajar, tentubanyak mempunyai kunggulan dibandingkan dengan belajar sendiri.
1.2
Jenis-jenis Diskusi
Agar kita memperoleh gambaran yang memadai, maka
inilah beberapa jenis diskusi:
1. Diskusi
Meja Bundar.
Jika jumlah
peserta diskusi tidak terlalu banyak (5=15 orang, dan seorang ditunjuk sebagai
ketua)
2. Diskusi
Berkelompok.
Bila peserta
cukup banyak, atam masalah yang dibicarakan macam-macam maka diskusi ini dapat
dilaksanakan.
3. Diskusi
Panel.
Diskusi Panel
adalah suatu kelompok diskusi yang terdiri dari tiga sampai enam orang ahli
yang ditunjuk untuk mengemukakan pandangannya dari berbagai segi mengenai suatu
masalah.
4. Seminar
Kata seminar
berasal dari kata Latin “semin” yang berarti “bijih atau benih”. Jadi, seminar
berarti “tempat benih-benih kebijaksanaan disemikan”.
5. Konferensi.
Konferensi
sebagaisuatu bentuk diskusi kadang-kadang mengacu kepada diskusi pengambilan
tindakan, karena berusaha membuat suatu keputusan dan bertindak berdasarka
keputusan tersebut.
3
6. Workshop/Lokakarya.
Adalah
pengkajian suatu masalah tertentu melalui suatu pertemuan dengan penyajian
prasaran, tanggapan dan diskusi secara teknik mendalam dan bila perlu juga
diikuti peragaan/demonstrasi mengenai salah satu yang dibahas.
7. Symposium.
Pada dasarnya symposium
merupakan variasi dari diskusi panel. Dalam symposium tiap orang ahli atau
lebih diundang untuk menyampaikan pandangan-pandangan mereka yang berbeda-beda
mengenai pokok pembicaraan tertentu.
2. Dialog dan Percakapan
Dialog secara umum dapat diartikan kegiatan berbicara
dua arah, artinya partisipan saling berbicara, menjawab, dan menanggapi satu
sama lain.Dialog pada umumnya melibatkan dua orang atau lebih individu yang
berinteraksi secara verbal dan tatap muka, tentang suatu masalah melalui cara
tukar-menukar informasi atau Tanya jawab. Diharapkan dari dialog dapat
dihasilkan suatu pengertian, kesepakatan atau keputusan bersama mengenai suatu
masalah.
Dalam kegiatan semacam itu
perlu dijalin pengeertian tentang:
a.
Sikap kooperatif
di antara para anggota
b.
Semangat
berinteraksi
c.
Kesadaran
kelompok
Dialog
pada dasarnya merupakan a give and take process yang memerlukan interaksi dan
tenggang rasa dia antara para peserta.
Dialog
dapat digunakan untuk berbagai tujuan, misalnya
a.
Menampung
pendapat, pandangan dan saran
b.
Mencari
pemecahan masalah
4
2.1
SIKAP
PESERTA DIALOG
Prakondisi untuk dialog dan kesiapan kelompok adalah
untuk menerima perubahan. Berikut merupakan sikap yang harus
dimiliki oleh seluruh peserta dialog:
- Memahami
konsep mental model dan bersedia melihat mental model anda.
- Bersedia
mempraktekkan keterbukaan diri.
- Terbuka
untuk menerima pandangan orang lain.
- Dapat
menunda desakan hati untuk menilai orang lain.
- Mengerti
peraturan dialog
- Memahami
inti permasalahan dan berorientasi pada hasil.
- Bersedia
untuk belajar dan berpartisipasi untuk pengembangan diri.
- Memahami
apa yang terjadi bahwa untuk itu sejalan dengan misi.
·
Memahami dan setuju dengan tujuan.
2.2
Percakapan
Percakapan adalah bentuk dialog yang tidak terlalu
formal. William R. gordin dan Edward W. Mammem (dalam Meinanda 1981 : 13)
mengemukakan bahwa percakapan untuk sebagian adalah self expression, artinya
pernyataan tentang pribadi seseorang. Percakapan bagi mereka adalah suatu kegiatan
yang timbal balik, meliputi beri dan terima, aksi dan reaksi. Percakapan
sebagai suatu komunikasi informal dan bersahabat dapat berlangsung secara
santai mupun serius. Keduanya bergantung pada banyak hal, misalnya:
a.
Tujuan
b.
Partisipan
c.
Tempat
d.
Waktu
e.
Topik
percakapan.
5
Aturan-aturan dalam percakapan atau koversasi menurut
tarigan (1986 : 142) berkaitan dengan pertanyaan tentang:
a. Bagaimana cara menarik perhatian?
b.
Bagaimana cara
memulai atau memprakarsai pokok pembicaraan?
c.
Bagaimana cara
meninterupsi, menyela, memotong, mengoreksi, memperbaiki kesalahan, dan memberi
penjelasan, dan
d.
Bagaimana cara
mengakhiri pembicaraan.
Dalam percakapan perlu di usahakan penyesuaian diri
dengan mitra bicara. Secara sederhana berikut ini di kemukakan beberapa pedoman
dalam percakapan:
a.
Mulai percakapan
secara tepat
b.
Penyesuaian tema
dengan mitra bicara
c.
Jikaterjadi
perbedaan pendapat, mulailah dengan persetujuan yang diikuti dengan kata,
tetapi…
d.
Harus dapat
memancing ucapan persetujuan dengan bijaksana
e.
Menghindarkan
percakapan yang berkembang menjadi rerasan, gossip, atau rumor.
Sementara itu, untuk
mengakhiri suatu percakapan di perlukan suatu kiat tertentu, misalnya:
a.
Melirik jam
b.
Denganmimik
sopan
c.
Dengan
mengacungkan tangan secara sopan
d.
Dengan ucapan
yang sopan, misalnya: “Maaf saya harus pergi sekaran, boleh kan?”
e.
Minta izin,
misalnya: “Permisi, saya duluan pergi!”
6
2.3
JENIS-JENIS PERCAKAPAN
Ada dua
macam bentuk percakapan atau diskusi yakni:
1.
Terstruktur yaitu percakapan yang telah dipersiapkan menggunakan teks,
penghapalan dan lain-lain.
2. Tidak
terstruktur atau spontan: percakapan ini sering dilakukakn dalam kegiatan
sehari-hari tanpa ada bantuan apapun, dan juga tidak mengikuti aturan apapun.
Jenis lainnya:
1. Percakapan yang bersifat interaktif membutuhkan kontribusi percakapan yakni respon reaksi terhadap apa yang sebelumnya telah dikatakan.
2. Percakapan yang bersifat spontan merupakan percakapan yang biasa tanpa aturan tetapi dilakukan sampai batas tertentu, dan dalam beberapa cara, tak terduga. Namun, terdapat ruang lingkup spontanitas yang mengharuskan mengkuti aturan demi tujuan kebijaksanaan, misalnya talk show atau perdebatan.
3. Percakapan mengikuti aturan etiket karena percakapan adalah interaksi sosial, dan karena bergantung pada konvensi sosial. Maka percakapan pun harus mengikuti aturan-aturan yang diberlakukan seperti tidak saling sindir menyindir, konten percakapan yang bersifat SARA, adu domba dan lain-lain yang dapat mengganggu percakapan tersebut.
Percakapan merupakan bentuk ideal suatu komunikasi,
tergantung pada maksud komunikator dan komunikan tersebut. Percakapan mungkin
ideal ketika, misalnya, masing-masing pihak menginginkan pertukaran relatif
sama informasinya, atau ketika salah satu pihak menginginkan untuk
mempertanyakan lain. Di sisi lain, jika komunikasi itu terjalin baik maka
tinjauan informasi dalam bentuk tulisan pun harus dilakukan agar mendapatkan
percakapan yang berkualitas.
7
BAB III
PENUTUP
3. Kesimpulan
Diskusi, dialog dan percakapan memiliki fungsi yang sama yaitu sebagai alat
komunikasi yang sangat penting antar individu yang digunakan dalam kehidupan
sehari-hari namun kita juga harus memiliki pengetahuan penggunaannya pada
situasi ataupun kondisi tertentu.
3.1 Saran
Gunakanlah Bahasa Indonesia yang baik
dan benar dalam Diskusi, dialog dan percakapan pada situasi formal. Dan junjung
serta banggakanlah Bahasa Indonesia sebagai bahasa yang mempersatukan bangsa.
DAFTAR PUSTAKA
1981 William R. gordin dan
Edward W. Mammem, Meinanda
1986 Tarigan
2006 Sarjanaku.com, Berbahasa Indonesia
2009 Wordpress.com, Tata cara dialog
iv
Tidak ada komentar:
Posting Komentar